Senin, 25 Februari 2013

Bersikap Jujur, Menjauhi Dusta


PDFPrintE-mail
Wednesday, 13 April 2011 16:45
Seorang Muslim sejatinya bukanlah pem- bohong atau orang yang biasa melakukan kebohongan. Bahkan seharusnya ia tidak pernah berbohong; kecuali dalam hal yang dibenarkan oleh syariah, seperti pada saat berperang melawan musuh atau demi mendamaikan dua orang Muslim yang sedang berselisih. Sebaliknya, seorang Muslim wajib selalu berkata dan bersikap jujur/benar. Apalagi jika dia adalah seorang pemimpin umat, tokoh masyarakat, atau malah seorang pejabat atau penguasa.
Berbohong jelas perbuatan dosa. Sebaliknya, berkata dan berperilaku jujur/benar adalah wajib. Allah SWT berfirman (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan jadilah kalian beserta orang-orang yang jujur/benar (QS at- Taubah [9]: 119).
Dalam kitab Hawasyi Syarh al-'Aqa'id, al-'Allamah Ibn Abi Syarif menyatakan, “Dalam istilah kaum sufi, kejujuran/kebenaran (ash-shidqu) bermakna: samanya (perilaku seseorang) dalam keadaan tersembunyi (dari manusia) maupun dalam keadaan terang-terangan(terlihat manusia); kesesuaian (penampakan) lahiriah seseorang dengan batiniahnya. Dengan kata lainkeadaan seorang hamba tidak bertentangan dengan perilakunya, dan perilakunya tidak berlawanan dengan keadaannya.”
Dalam kitab Risalah al-Qusyairiyah karya Syaikh Zakariya dinyatakan bahwa al-Junaid pernah ditanya, “Samakah sikap jujur/benar dengan ikhlas?” ia menjawab, “Keduanya berbeda. Jujur/benar itu pangkal/pokok (ashl[un]), sementara ikhlas itu ranting/cabang (far'[un]). Kejujuran/kebenaran adalah pangkal segala sesuatu, sedangkan keikhlasan tidak terjadi kecuali setelah melakukan perbuatan. Amal perbuatan tidaklah diterima oleh Allah SWT  kecuali dengan sikap jujur/benar dan ikhlas.”
Dalam ayat di atas, Allah SWT berfirman (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah; yakni dengan cara meninggalkan maksiat (dan tentu dengan menjalankan ketaatankepada Allah SWT). Jadilah kalian beserta orang-orang yang jujur/benar; yakni baik dalam keimanan maupun dalam memenuhi berbagai macam perjanjian.  Sebagian ulama menyatakan: ma'a ash-shadiqqin (beserta orang- orang yang jujur/benar) artinya bersama orang-orang yang senantiasa berdiri di atas jalan hidup yang benar ('ala minhaj al-haqq).
Terkait dengan ayat di atas, di dalam sebuah hadisnya Baginda Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Mas'ud, “Sesungguhnya kejujuran/kebenaran (ash-shidqu) mengantarkan pada kebaikan (al-birru), dan sesungguhnya kebaikan mengantarkan pada surga. Sesungguhnya kebohongan/kedustaan mengantarkan pada kefasikan/kemaksiatan, dan sesungguhnya kefasikan/kemaksiatan mengantarkan pada neraka. Sesungguhnya seseorang yang benar-benar bersikap jujur/benar akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur/benar. Sesungguhnya seseorang yang benar- benar berbohong di sisi Allah akan dicatat sebagai pembohong.” (Mutaffaq 'alaih).
Maknanya, kejujuran/kebenaran dalam ucapan akan mengantarkan pada amal shalih yang sunyi dari segala cela. Dalam hal ini al-birru adalah nama untuk
menyebut segala jenis kebaikan (al-khayr). Imam al- Qurthubi berkata, “Setiap orang yang memahami Allah SWT wajib bersikap jujur/benar dalam ucapan, ikhlas dalam amal perbuatan dan senantiasa 'bersih' (tidak banyak melakukan dosa/kemaksiatan) dalam seluruh keadaan. Siapapun yang keadaannya seperti itu, dialah orang-orang benar-benar baik dan benar-benar ada dalam ridha Allah Yang Maha Pengampun.” (Lihat: Muhammad bin 'Allan ash-Shiddiqi, Dalil al-Falihin li Thuruq Riyadh ash-Shalihin, I/ 146).
Seorang yang jujur/benar pasti akan jauh dari sifat- sifat munafik—sebagaimana dinyatakan oleh Baginda Rasulullah SAW—yakni: dusta dalam berbicara;  ingkar janji, mengkhianati amanah (HR al-Bukhari dan Muslim).
Terkait dengan sifat munafik ini, Sahabat Hudzaifah ra pernah berkata, “Orang-orang munafik sekarang lebih jahat (berbahaya) daripada orang munafik pada masa Rasulullah SAW” Saat ia ditanya, “Mengapa demikian?” Hudzaifah menjawab, “Sesungguhnya pada masa Rasulullah SAW mereka menyembunyikan kemunafikannya, sedangkan sekarang mereka berani menampakkannya.” (Diriwayatkan oleh al-Farayabi tentang sifat an-nifaq(51-51), dengan isnad sahih).
Imam Ibnu Taimiyah berkata, “Al-Kidzb (dusta) adalah salah satu rukun  dari kekufuran.” Selanjutnya ia menuturkan bahwa jika Allah menyebut kata nifak dalam Alquran, maka Dia menyebutnya bersama dengan dusta (al-kidzb). Demikian pula sebaliknya (Lihat: QS al- Baqarah: 9-10; QS al-Munafiqun: 1).
Walhasil, dusta/bohong merupakan karakter yang secara kongkret membuktikan bahwa pelakunya telah terjangkiti virus kemunafikan. Semoga kita terpelihara dari sifat tersebut. Amin [] abi

Minggu, 24 Februari 2013

Memelihara Kemuliaan Akhlak


PDFPrintE-mail
Sunday, 03 February 2013 13:28
Akhlak mulia adalah bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Islam. Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Kemuliaan seseorang ada pada agamanya, kehormatannya ada pada akalnya dan keagungannya ada pada akhlaknya.” (HR Ahmad, al-Hakim dan ath-Thabrani).
Bahkan membentuk dan menyempurnakan akhlak mulia adalah salah satu misi utama Rasulullah SAW diutus ke dunia. Rasulullah SAW sendiri yang menyatakan demikian, sebagaimana dinyatakan oleh Abu Hurairah ra, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Karena itu, wajar jika akhlak mulia adalah salah satu yang disukai Allah SWT. Sebaliknya, akhlak yang buruk adalah perkara yang dibenci Allah SWT. Dalam hal ini, Amir bin Said bin Abi Waqash ra dari bapaknya berkata, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Mahamulia yang menyukai kemuliaan; Allah itu Mahamurah yang mencintai kemurahan dan kemuliaan akhlak serta membenci keburukan akhlak.” (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).
Inilah pula yang menjadi alasan Rasulullah SAW selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT agar menunjukkan kepada beliau akhlak mulia. Demikianlah sebagaimana kata Ali bin Abi Thalib ra. bahwa Rasulullah saw. pernah memohon dalam salah satu doanya, “Ya Allah, tunjukilah aku pada akhlak yang paling mulia, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa menunjuki aku pada akhlak yang paling mulia kecuali Engkau, dan palingkanlah aku dari akhlak yang buruk, dan tidak ada yang bisa menghindarkan aku dari akhlak yang buruk kecuali Engkau.” (HR Ahmad).
Akhlak mulia adalah salah satu amalan atau sifat orang Mukmin yang bakal menjadi penduduk surga. Demikianlah menurut sabda Rasulullah SAW, sebagaimana dituturkan oleh Anas bin Malik ra. “Sesungguhnya kemuliaan akhlak adalah bagian dari amalan penduduk surga.” (HR Ibn Abi Dunya’).
Rasulullah SAW memberi kita contoh di antara akhlak mulia yang harus kita miliki sebagaimana yang beliau ajarkan kepada Uqbah bin Amir ra, “Wahai Uqbah, maukah engkau aku beritahu akhlak yang paling mulia dari penduduk dunia dan akhirat? Yaitu engkau menyambungkan silaturahmi dengan orang yang memutuskannya; engkau memberi kepada orang yang tak pernah memberi kepadamu; dan engkau memaafkan orang yang telah menzalimi kamu.” (HR Al-Hakim dan ath-Thabrani).
Perbuatan akhlak di atas bahkan dengan kualitas keimanan seorang Muslim. Beliau bersabda sebagaimana dituturkan oleh Abu Hurairah ra, “Tidaklah seorang hamba dapat meraih keimanan yang benar hingga ia menyambungkan hubungan silaturahmi dengan orang yang memutuskannya, memaafkan orang yang menzalimi dirinya, mengampuni orang yang mencelanya dan berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepada dirinya.” (HR Ibn Abi Dunya’).
Wajarlah jika perbuatan akhlak di atas di atas dapat meringankan hisab Allah SWT atas manusia di akhirat kelak. Dalam hal ini, Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ada tiga perkara yangsiapapun memilikinya maka Allah akan menghisab dirinya dengan penghisaban yang mudah dan ringan serta memasukkan dirinya ke dalam surga-Nya dengan rahma-Nya, yaitu: engkau memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu; engkau memaafkan orang yang telah menzalimimu; dan engkau menyambungkan hubungan silaturahmi dengan orang yang memutuskannya.” (HR Al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani).
Namun demikian, pada akhirnya, akhlak mulia tetaplah merupakan buah dari ketakwaan seorang Muslim kepada Allah SWT. Orang bertakwalah—tentu dengan akhlak mulianya—yang paling mulia di hadapan Allah SWT. Dalam hal ini, Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasullah SAW pernah ditanya, “Siapa manusia termulia.” Beliau menjawab, “Orang yang paling bertakwa.” (HR Ibn Abi Dunya’).
Hanya dengan takwa itulah manusia bisa meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang dituturkan oleh Ibn Abbas ra, “Siapa saja yang kebahagiaannya adalah menjadi orang yang paling mulia, hendaklah ia bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Siapa saja yang kebahagiaannya adalah menjadi orang yang paling kuat, hendaklah ia bertawakal kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Siapa saja yang kebahagiaannya adalah menjadi orang yang paling kaya, hendaklah ia lebih meyakini apa yang ada di sisi Allah SWT lebih daripada apa yang ada pada dirinya sendiri.” (HR Al-Baihaqi).
Maka dari itu, wajar jika ketakwaan menjadi pilihan orang-orang yang cerdas dan mulia. Dalam hal ini, Ibn Umar ra suatu ketika pernah mendatangi Rasulullah SAW Lalu datang seseorang dari kalangan Anshar kepada beliau dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling cerdas dan paling mulia?” Beliau menjawab, “Dia yang paling banyak mengingat mati, paling keras usahanya dalam mempersiapkan bekal menghadapi kematian. Itulah orang yang paling cerdas. Mereka pergi dengan membawa kehormatan dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR Ibn Abu Dunya’). (Ibn Abi ad-Dunya’, Makarim al-Ikhlaq, Maktabah Syamilah).
Karena itu, mari kita senantiasa memelihara kemuliaan akhlak kita. Wa ma tawfiqi illa bilLah. [] abi

Dampak Game Online


PDFPrintE-mail
Saturday, 16 February 2013 10:43
Assalaamu’alaikum Wr Wb
Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, anak saya laki-laki akhir-akhir ini sikapnya agak berubah. Mudah sekali emosi, dan melakukan tindak kekerasan jika marah. Padahal hanya persoalan-persoalan kecil. Saya amati, sikapnya berubah setelah mulai senang bermain game online. Di luar jam sekolah, waktunya memang dihabiskan untuk itu. Apakah ada pengaruhnya ya Bu, bermain game online pada kondisi psikologi anak, terutama perilaku kekerasan. Apa yang sebaiknya saya lakukan pada anak saya? Terima kasih untuk nasihatnya.
Wassalaamu’alaikum Wr Wb
MF
Jawa Barat
Wa’alaikumsalam Wr Wb
Ibu MF yang baik,
Seiring perkembangan teknologi, internet menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain sebagai media  informasi, internet juga bisa dijadikan sebagai media hiburan, seperti misalnya bermain game. Game online diminati  berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Meski bisa dijadikan sebagai sarana hiburan, game online juga bisa berdampak buruk pada psikologis penggunanya, terutama anak anak.
Ibu MF yang baik,
Game online memiliki sifat adiktif atau candu, sehingga waktu anak banyak dihabiskan untuk bermain.  Jika sudah demikian, maka  waktu istirahat anak menjadi berkurang dan dapat memengaruhi kegiatannya, terutama aktivitasnya di sekolah. Kecanduan game online ini memiliki dampak bagi psikologis anak. Di antaranya, dapat menghambat perkembangan sosial anak,  karena akan mengurangi aktivitas positif yang seharusnya dijalani oleh anak pada usia perkembangan mereka. Anak yang mengalami ketergantungan pada aktivitas game, akan berkurang waktu belajar dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika ini berlangsung terus menerus dalam waktu lama, anak akan menarik diri pada pergaulan sosial, tidak peka dengan lingkungan, bahkan bisa membentuk perilaku asosial.
Ibu MF yang baik,
Anak belajar dari apa yang dilihatnya. Game online yang berbau kekerasan dapat menyebabkan anak mengikuti karakter game tersebut. Selain itu, tak jarang game online mengajarkan anak untuk berkata kasar dan tidak sopan. Terkadang, karena ingin meneruskan permainan padahal tidak punya uang, anak bisa terdorong melakukan tindak kejahatan seperti mencuri. Belum lagi jika bicara nilai pelajaran di sekolah bisa menurun karena konsentrasi belajar juga turun. Game online juga dapat mengajarkan anak untuk taruhan atau berjudi meskipun dengan uang game. Dan, dapat pula menyebabkan ketegangan emosional antara orang tua dan anak, jika anak sudah kecanduan.
Ibu MF yang baik,
Melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh game online pada anak, tentunya diperlukan solusi untuk mengurangi bahkan menanggulangi dampak negatif tersebut. Ajaklah anak Anda bicara dari hati ke hati tanpa emosi. Tanyakan kepadanya, apa yang ia rasakan saat bermain game online. Prinsipnya, ajak ia bicara sejujurnya dan dengarkan ungkapan hatinya. Tanyakan juga kepadanya, sampai kapan ia akan terus menghabiskan waktunya untuk bermain game. Ingatkan kembali pada impian dan cita-cita yang ingin ia raih. Katakan kepadanya, bahwa jika ia membiarkan dirinya seperti ini, maka akan menjadi anak yang merugi. Waktu sesungguhnya amat berharga.

“Dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai untuk memanfaatkannya dengan sebaik mungkin adalah kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari)

Ibu MF yang baik,
Buatlah kesepakatan bersama untuk membatasi waktu bermain game online. Dan sepakati   pula bentuk hukumannya jika ananda melanggar. Sesekali luangkan waktu Anda untuk bermain bersamanya. Ajaklah ia jalan-jalan ke tempat yang membangunkan kepeduliannya. Sering-seringlah Anda mengucapkan kata-kata positif  kepada ananda,  termasuk kalimat yang menunjukkan apresiasi jika menemukan seberapa pun perubahan positif pada perilaku ananda. Berikan alternatif kegiatan menyenangkan lainnya. Coba alihkan perhatian ananda dengan beragam kegiatan positif, sehingga hari-harinya menjadi padat. Akhirnya,  ketergantungan anak pada aktivitas game online memang memerlukan perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah, orang tua ataupun pengusaha yang bergerak pada layanan internet. Jangan sampai keberadaan games online membuat generasi ini tidak mempunyai kemampuan apa-apa, kecuali kemapuannya dalam bermain game.

Bencana Ditangkal dan Tawakkal


PDFPrintE-mail
Sunday, 03 February 2013 11:22
Prof. Dr. Fahmi Amhar
Banjir lima tahunan kembali mengancam wilayah pantai utara pulau Jawa.  Beberapa waktu lalu, jalur tol Jakarta-Merak terputus karena tergenang Banjir.  Angin puting beliung juga menumbangkan banyak pohon dan baliho, bahkan juga tumpukan kontainer di Tanjung Priok.  Akibat hujan deras, jalur Puncak Pass terkena longsor yang menyebabkan jalur Bogor-Cianjur terputus beberapa hari.  Di Jakarta, banjir sekecil apapun akan berakibat macet amat parah hingga ke daerah yang tidak kebanjiran.  Dan kalau sudah musim bencana ini, tiba-tiba kita seperti diingatkan lagi, bahwa Indonesia memang bukan hanya negeri yang kaya dengan sumber daya alam, tetapi juga negeri dengan potensi bencana alam yang berlimpah.
Kita berada tepat di batas-batas lempeng Eurasia, Hindia, Australia dan Pasifik.  Kita punya 129 gunung api aktif.  Semua ini berpotensi gempa, longsor, tsunami dan erupsi yang mampu menghancurkan kehidupan dalam seketika.  Kita juga berada di persimpangan angin dan arus laut antara Asia – Australia dan antara Hindia – Pasifik.  Maka bencana banjir, abrasi gelombang pasang, puting beliung, kekeringan hingga kebakaran hutan juga rajin berkunjung.
Namun, kenyataannya bangsa ini masih belum banyak belajar.  Seharusnya mereka adalah maestro-maestro dunia dalam menghadapi bencana.  Seharusnya bangsa-bangsa lain banyak belajar ke Indonesia.  Namun yang terjadi, bencana belum benar-benar ditangkal, namun baru dihadapi dengan sebatas tawakal.
Apakah demikian juga yang terjadi di masa lalu, ketika Daulah Islam masih tegak?
Sebenarnyalah wilayah Daulah Islam yang amat luas juga bersentuhan dengan berbagai potensi bencana alam.  Wilayah sekitar gurun di Timur Tengah dan Afrika Utara amat rawan kekeringan.  Lembah sungai Nil di Mesir atau sungai Eufrat-Tigris di Irak amat rawan banjir.  Sementara itu Turki, Iran dan Afghanistan sampai sekarang juga masih sangat rawan gempa.  Selain itu kadang-kadang wabah penyakit yang hingga abad 18 belum diketahui pasti penyebab maupun obatnya datang menghantam, misalnya cacar (variolla) atau pes.  Namun toh Daulah Islam tetap berdiri tegak lebih dari 12 abad.  Kalaupun Daulah ini kemudian sirna, itu bukan karena kelaparan, penyakit, atau bencana alam, tetapi karena kelemahan di antara mereka sendiri, terutama elite politisnya, sehingga dapat diperalat oleh para penjajah untuk saling bertengkar, membunuh dan memusnahkan.
Untuk menangkal kekeringan (yang penyebabnya kini telah ditemukan para ahli dengan istilah siklus el-Niño) para penguasa Muslim di masa itu telah membangun bunker gudang makanan.  Bunker ini biasanya berupa ruangan di bawah tanah yang dijaga agar tetap kering.  Di situ disimpan bahan makanan seperti gandum, kurma, minyak goreng dan sebagainya yang cukup untuk persediaan selama dua musim.  Bunker ini tak cuma berguna sebagai cadangan logistik bila ada bencana tetapi juga persiapan bila ada serangan musuh yang mengepung kota.  Saat Perang Dunia ke-2, tentara Jerman di Libya menemukan beberapa bunker di sebuah kota yang telah ditinggalkan penghuninya beberapa puluh tahun.  Yang luar biasa, hampir semua bahan makanan di bunker itu masih bisa dikonsumsi.
Sementara itu untuk antisipasi banjir, para penguasa Muslim membangun bendungan, terusan dan alat peringatan dini.  Insinyur Al-Farghani (abad 9 M) telah membangun alat yang disebut Nilometer untuk mengukur dan mencatat tinggi air sungai Nil secara otomatis di berbagai tempat.  Setelah bertahun-tahun mengukur, al-Farghani berhasil memberikan prediksi banjir sungai Nil baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Namun seorang Sultan di Mesir pada abad 10 M tidak cukup puas dengan early warning system ala al-Farghani.  Dia ingin sungai Nil dapat dikendalikan sepenuhnya dengan bendungan.  Dia umumkan sayembara untuk insinyur yang siap membangun bendungan itu.  Adalah Ibn al-Haitsam yang akhirnya memenangkan kontrak pembangunannya.  Namun tatkala dia berjalan ke arah hulu sungai Nil guna menentukan lokasi untuk bendungan, dia tertegun menyaksikan piramid-piramid raksasa yang dibangun Fir’aun.  Dia berpikir, “Fir’aun yang sanggup membangun piramid saja tak mampu membendung sungai Nil, apalah artinya aku?”  Karena malu dan takut menanggung konsekuensi karena membatalkan kontrak, Ibn al-Haitsam kemudian pura-pura gila, sehingga oleh penguasa Mesir dia dikurung di rumah dan hartanya diawasi negara.  Dalam tahanan rumahnya itulah Ibn al-Haitsam mendapat waktu untuk melakukan berbagai eksperimen optika, sehingga akhirnya menjadi Bapak Optika.  Dia baru dilepas beberapa tahun setelah penguasa Mesir ganti dan orang sudah mulai lupa kasusnya.  Meski Ibn al-Haitsam tak berhasil membangun bendungan di masanya, namun fisika optikanya adalah dasar bagi Galileo dan Newton dalam mengembangkan mekanika.  Dengan fisika Newton inilah pada abad-20 orang berhasil membendung sungai Nil dengan bendungan Aswan.
Di Turki, untuk menangkal gempa, orang membangun gedung-gedung tahan gempa.  Sinan, arsitek Sultan Ahmet yang fenomenal, membangun masjidnya itu dengan konstruksi beton bertulang yang sangat kokoh serta pola-pola lengkung berjenjang yang dapat membagi dan menyalurkan beban secara merata.  Semua masjid yang dibangunnya juga diletakkan pada tanah-tanah yang menurut penelitiannya saat itu cukup stabil.  Gempa-gempa besar di atas 8 Skala Richter yang terjadi di kemudian hari terbukti tak membuat dampak sedikitpun pada masjid itu, sekalipun banyak gedung modern di Istanbul yang justru roboh.
Jadi bencana-bencana alam selalu ditangkal dengan ikhtiar, tak cukup sekadar tawakkal.  Penguasa Daulah Islam menaruh perhatian yang besar agar tersedia fasilitas umum yang mampu melindungi rakyat dari berbagai bencana.  Mereka membayar para insinyur untuk membuat alat dan metode peringatan dini, mendirikan bangunan tahan bencana, membangun bunker cadangan logistik, hingga melatih masyarakat untuk selalu tanggap darurat.  Aktivitas jihad adalah cara yang efektif agar masyarakat selalu siap menghadapi situasi terburuk.  Mereka tahu bagaimana harus mengevakuasi diri dengan cepat, bagaimana menyiapkan barang-barang yang vital selama evakuasi, bagaimana mengurus jenazah yang bertebaran, dan bagaimana merehabilitasi diri pasca kedaruratan.
Para pemimpin dalam Daulah Islam juga orang-orang yang terlatih dalam tanggap darurat.  Mereka orang-orang yang tahu apa yang harus dikerjakan dalam situasi normal maupun genting, bukan orang-orang yang hanya













Nilometer yang dibangun al-Farghani 

Selasa, 22 Januari 2013

UJI PUBLIK KURIKULUM 2013 WAWANCARA DENGAN KEMENDIKBUD



Tempat : Ruang kerja Mendikbud, Gedung A Kompleks Kemdikbud Senayan Jakarta
Hari : Rabu, 5 Desember 2012


Pertanyaan : Bagaimana pengembangan Kurikulum 2013 ini?
 
Mendikbud : Pengembangan kurikulum ini sudah ada dalam Rencana 
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. 
Artinya apa? Kalau ada suatu dokumen RPJMN 2010-2014, ini artinya 
disusun tahun 2009, berarti 2009 sudah dievaluasi, 2010-2014 
harus ada penataan kurikulum. Ini perintah RPJMN.Dari sisi arah, 
sangat-sangat jelas. Arahnya adalah peningkatan kompetensi yang 
seimbang antara sikap (attitude), ketrampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). 
Tiga ini harus dimiliki. Yang dirisaukan  orang bahwa anak-anak kita hanya 
memiliki kognitif saja, ini yang kita jawab. Kompetensi nantinya bukan 
urusan kognitif saja namun ada sikap, dan ketrampilan. Kompetensi ini 
didukung 4 pilar yaitu : produktif, kreatif,  inovatif, dan afektif. Meskipun 
inovatif ini gabungan sifat produktif dan kreatif, namun kita taruh berdiri sendiri saja. 
Kalau seseorang produktif dan kreatif, tidak serta merta menjadi inovatif, 
tapi inovatif ini hanya bisa dibentuk kalau ada dua hal tersebut. 
Kalau ada beras ada ikan belum tentu otomatis bisa dimakan,tapi kalau 
tidak ada beras tidak ada ikan otomatis tidak ada yang bisa dimakan. 
Syaratnya ada beras, ada ikan. Tentang afektif ini, kita ini rindu dengan 
kekuatan-kekuatan moralitas, sentuhan seni. Tentu saja dibingkai 
dengan ke-Indonesia-an. Ini sesuatu yang baru, uji publik kurikulum. 
Sebelumnya tidak pernah ada uji publik. Jadi ini kita lempar ke publik. 
Tujuannya apa? pertama supaya publik tahu akan ada kurikulum baru, kedua 
publik dapat berpartisipasi sehingga ada rasa memiliki atauself-belonging
Dalam partisipasi ini siapa saja boleh memberi pandangan. 
Oleh karena itu paling gampang kita masukkan dalam web 
kita http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id.
Apakah yang disentuh cuma mata pelajaran? Tentu saja tidak. 
Kalau kita bicara kurikulum, kita harus bicara 4 hal, yaitu standar 
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. 
Proses ini berarti metodologi, atau pendekatan. Itu kurikulum 
keempat-empatnya, mata pelajaran hanya satu aspek saja, termasuk buku cuma 
satu aspek saja. Yang pertama kita garap dalam penyusunan 
kurikulum adalah kompentensi apa yang akan kita capai. Anak kelas I SD 
diharapkan bisa apa, kelas V bisa apa, itu yang pertama ditentukan. Untuk ke situ apa 
yang harus dilakukan? Setelah kompetensi ditentukan, prosesnya harus ditentukan. 
Setelah itu cara evaluasinya harus ada, apakah sudah tercapai atau belum. 
Jadi perlu standar penilaian. Jadi mata pelajaran itu sesuatu yang kecil saja, 
suatu akibat saja. Apa bedanya kurikulum yang dulu dengan yang sekarang? 
Kurikulum yang lama  pun ada standar kompetensi, ada isinya, proses, 
dan penilaian. Dari situ kita review semua, sejak 2011 sudah kita review
Ketika ramai-ramainya PPKN, kita pelajari semua. Pendekatannya kita ubah. 
Kalau dulu mata pelajaran dulu ditetapkan, baru kompetensinya, sekarang 
kita ubah, kompetensinya dulu ditetapkan, baru menyusul mata pelajarannya. 
Pendekatannya adalah scientific-approach, atau pendekatan ilmiah.
 
Pertanyaan : Mengapa kurikulum harus berubah?
 
Mendikbud : Yang paling mendasar, adik-adik kita didik ini untuk apa? Yang paling 
utama kan untuk mereka sendiri, yang nantinya akan kembali untuk keluarga,  
bangsa, dan negara. Kapan itu? kalau anak sekolah sekarang, itu bukan untuk 
sekarang. Agar mereka bisa hidup untuk nanti. Jaman itu nanti berubah, jadi harus 
dimulai dari sekarang. Kalau kita tidak berubah kita akan menghasilkan generasi 
yang usang. Generasi yang akan menjadi beban, dan juga tidak terserap di dunia kerja.
 
Pertanyaan : Bagaimana tentang anggapan ganti menteri ganti kurikulum?
 
Mendikbud : Saya dihadapkan pada 2 pilihan: Apakah mempertahankan tidak usah 
 ganti kurikulum biar ga dibilang ganti menteri ganti kurikulum, atau kedua tidak 
 apa-apa ganti kurikulum asal ada landasan. Saya memilih yang kedua, 
ganti kurikulum nggak apa-apa asal punya pijakan. Kalau ini dilakukan, 
saya yakin kurikulum ini tidak akan berubah dalam 4 atau 5 tahun. 
Kembali ke 4 pilar di atas, penelitian menunjukkan bahwa kreativitas 
bisa dibangun melalui pendidikan. Penelitian ini masih relatif baru, tahun 2011. 
 Penelitian ini menunjukkan 2/3 kreatifitas diperoleh melalui pendidikan, 
 sedangkan 1/3 karena genetik. Bagaimana menumbuhkan kreatifitas? 
Anak-anak kita ajari mengamati. Manfaatkan indrawi untuk melihat fenomena. 
Tidak hanya mengamati, tetapi kita dorong untuk bertanya. Tidak hanya bertanya, 
tetapi harus sampai ke menalar. Dan nanti sampai ke mencoba, sampai ke eksperimen. 
Makanya prosesnya kita ubah. Karena prosesnya berubah, makanya jam pelajarannya bertambah.
Obyek pembelajarannya adalah fenomena alam, fenomena sosial, fenomena budaya. 
Belajar apa saja, obyeknya pasti tiga hal tersebut. Pendekatannya kita gunakan 
tematik-integratif. Anak-anak kecil itu kan belum bisa berfikir spesialis. 
Karena spesialis itu memerlukan basic yang kuat, makanya dari awal anak-anak
kita ajari berfikir utuh. Generik, tapi generik-nya kita perkuat. 
Tidak pelajaran-pelajaran satu-satu. Tidak boleh anak-anak kecil itu kita ajari spesialis.



Pertanyaan : Bagaimana tentang uji publik kurikulum 2013 ini?
 
Mendikbud : Ini sesuatu yang baru, uji publik kurikulum. Sebelumnya tidak 
 pernah ada uji publik. Jadi ini kita lempar ke publik. Tujuannya apa? 
pertama supaya publik tahu akan ada kurikulum baru, 
kedua publik dapat berpartisipasi sehingga ada rasa memiliki atau 
self-belonging. Dalam partisipasi ini siapa saja boleh memberi pandangan. 
Oleh karena itu paling gampang kita masukkan dalam web 
kita http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id.
Uji publik jalan terus ini. Secara umum tidak ada itu yang menolak. 
 Rata-rata menyambut baik. Tujuan uji publik itu kan untuk penyempurnaan. 
 Makanya bahannya kita upload, supaya publik mempelajari terlebih dahulu. 
Kalau ada yang komentar mata pelajaran kita kurang fokus, coba pelajari dahulu.
Waktu uji publik yang 3 minggu ini cukup. Tentang memilah masukan, itu teknis sekali. 
Akan dikelompokkan tentang kurikulum dan tentang implementasi kurikulum. 
Tentang kurikulum itu sendiri kan terdiri dari kompetensi lulusan, isi, proses, 
dan penilaian. Kira-kira dari 4 itu mana yang perlu ditambahkan. 
 Dari masukan yang banyak tersebut, oleh tim pakar akan di-review
 Tentu saja tidak semua masukan kita terima, kalau semua masukan kita 
terima itu berarti nggak mikir.
 
Pertanyaan : Bagaimana tentang kesiapan guru?
 
Mendikbud : Ujung tombaknya guru? Benar. Bagaimana jika guru belum siap? Kita siapkan! 
Dalam manajemen Pareto, itu kan ada prioritas, mencari mana lebih prioritas. 
Makanya kita prioritaskan mana yang penting terlebih dahulu. Implementasinya, 
kita siapkan skenario pentahapan. Tahapnya bisa kelas 1 SD, 4 SD, kelas 7, kelas 10 
terlebih dahulu. Kalau itu kita lakukan, guru yang harus dilatih tidak sejumlah total 
guru, yang 3 juta. Misal guru SD saja 1,6 juta, yang kita latih sepertiga dari 1,6 
juta itu, dikurangi guru agama, guru Pendidikan Jasmani, jadi cuma 
sekitar 300 ribu, itu masuk akal. Kita setiap tahun mengadakan sertifikasi sekitar 300 ribu.
 
Pertanyaan : Apakah bukunya berubah?
 
Mendikbud : Konsekuensi bukunya berubah. Apa tidak boleh mengadakan buku? 
Ya tentu harus! Asalnya yang penting: 1. Jangan dibebankan kepasa siswa atau 
 orang tua siswa; 2. Di dalam pelaksanaannya pengadaan buku harus bisa 
 dipertanggungjawabkan, transparan saja. Buku masternya kita siapkan, 
jadi bisa diuji isinya benar atau salah. Kemudian kita tender-kan, terbuka. 
Dan siapapun bisa mengawasi. Dananya bisa dari dana alokasi khusus 
(DAK), yang memang tiap tahun ada DAK pengadaan buku. 
Dan juga dari anggaran kita sendiri. Estimasinya kita belum tahu. 
Berapapun anggarannya, mau 100 milyar 100 trilyun, asal bisa 
 dipertanggungjawabkan tidak masalah.
 
Pertanyaan : Seperti apa pengajaran tematik-integratif?
 
Mendikbud : Misalnya guru menetapkan tema pelajaran hari tentang gunung, 
 tentang diriku, tentang lingkunganku. Tema itu bisa berhari-hari diajarkan. 
 Dalam tema itu ada Bahasa Indonesia, ada Matematika diintegrasikan. 
Contoh temanya sungai. Guru menceritakan tentang sungai dengan 
Bahasa Indonesia, diperkenalkan kosa kata tentang sungai, air, dan lain-lain. 
Kemudian ditanyakan, air di sungai itu mengalir atau tidak? kenapa? 
Di situ diperkenalkan ilmu pengetahuan alam. Bisa juga dikaitkan dengan 
budaya, bahwa di Bali dikenal ada Subak, tentang budaya pembagian air. 
Air bisa digunakan untuk pembangkit listrik. Jadi pembelajaran itu bisa hidup.
 
Pertanyaan : Bagaimana tentang blue-print kurikulum jangka panjang?
 
Mendikbud : Apakah kita bisa membuat kurikulum yang tidak berubah 50 tahun? 
 Tidak ada ceritanya. Tidak ada ceritanya kurikulum yang 50 tahun tidak 
 berubah, bahkan yang 20 tahun tidak berubah itu tidak ada.
Jaman itu berubah. Apa perubahan mendasar yang dibutuhkan di masa depan? 
 Yang paling dibutuhkan di masa mendatang (termasuk sekarang juga dibutuhkan) 
 yaitu kreatifitas. Ke depan kita butuh anak-anak 
yang kreatif.

Minggu, 20 Januari 2013

STATUS PENGIRIMAN DATA DAPODIK


Penjelasan Status File Pengiriman Data Dapodik

  1. Belum terkirim : sudah jelas.
  2. Diterima via web : ini hanya bisa dilakukan oleh dinas kabkota. Jadi file sekolah diunggahkan/diuploadkan oleh dinas kabkota melalui manajemen pendataan.
  3. Diterima via aplikasi : Tahapan pertama, yang mengirimkan langsung dari sekolah yang bersangkutan dan data yang di upload/unggah sudah berhasil di simpan di server. Namun data2nya belum dimasukan ke database oleh server. Jadi belum bisa melihat data yg bapak inputkan.
  4. Cek Konversi : Tahapan kedua, data sudah di cek oleh server apakah data ini menggunakan database versi lama atau database versi baru. Nanti server yang akan memilah2nya
  5. Berhasil di proses : Tahapan ketiga, data yang telah diinput SEMUANYA sudah berhasil diproses. (Dipastikan ini datanya sangat bagus)
  6. Behasil di proses dgn Pengecualian : data yang telah di input TIDAK SEMUANYA berhasil di proses oleh server. Ini kemungkinan akibat : masih menggunakan aplikasi lama, terkena validasi dari segi server, dll. Namun jika jumlah peserta didik, ptk, rombel, sarpras, dll sudah sama TIDAK masalah.
  7. Sekolah terkena cleansing : data sekolah yang telah dikirim masuk ke dalam data sekolah yang terkena cleansing. Mohon langsung menghubungi tim teknis atau CS kami. Jika dibiarkan kemungkinan data tidak diterima karena akan dihapus oleh server.
  8. Sqlite error : ini biasanya saat upload, data tidak terkirim dengan sempurna. Atau biasanya disebut data corrupted.. Jadi langsung saja kirim ulang data lagi. Semoga dapat dimengerti,

Selasa, 08 Januari 2013

ILMU & TEKNOLOGI MARITIM

Ilmu & Teknologi Maritim untuk Khilafah PDF Print E-mail
Thursday, 11 October 2012 17:01
Oleh: Prof. Dr. Fahmi Amhar
Seperti apa ilmu dan teknologi maritim kalau dunia Islam bersatu dalam Negara Khilafah?
Allah mengaruniai umat Islam dengan negeri yang sangat luas, terbentang dari tepi Samudera Atlantik dengan tepi Samudera Pasifik.  Di dalamnya ada padang pasir, pegunungan bersalju, tetapi juga hutan tropis dan pulau-pulau yang berserak laksana zamrud katulistiwa, dan semuanya di jalur strategis perdagangan dunia.
Dua negeri dengan pulau terbanyak di dunia adalah Indonesia dan Filipina.  Indonesia adalah negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.  Filipina sebelum didatangi bangsa Barat adalah juga sebuah kesultanan Islam.  Karena itu sangat relevan bila kita bertanya-tanya, seperti apa dulu ilmu dan teknologi maritim negara Khilafah, dan seperti apa nantinya bila Khilafah berhasil tegak kembali.
Adalah Umar bin Khattab yang pertama kali membangun armada angkatan laut Muslim untuk menghadapi Romawi.  Romawi memiliki jajahan-jajahan di seberang lautan seperti Afrika Utara dan Timur Tengah.  Mencapai negeri-negeri itu lewat darat sangat tidak efisien.  Karena itu, untuk mematahkan Romawi, kaum Muslim harus membangun angkatan laut.  Thariq bin Ziyad menaklukkan Spanyol dengan armada laut, walaupun dia lalu membakar semua kapalnya agar pasukannya berketetapan hati terus berjihad.
Suatu angkatan laut terbangun dari beberapa bagian.  Ada pelaut yang mengoperasikan kapal.  Ada marinir yang akan diturunkan dari kapal untuk masuk ke daratan dan bertempur menaklukkan sebuah wilayah.  Ada navigator yang memberi orientasi di mana posisi kapal berada dan ke mana mereka harus menuju.  Ada petugas isyarat yang melakukan komunikasi ke segala pihak yang dianggap perlu baik di laut maupun di darat.  Ada teknisi mekanik yang menjaga agar kapal tetap berfungsi.  Ada bagian logistik yang menjamin bahwa kapal tetap memiliki kemampuan dayung atau layar yang cukup.  Kalau sekarang berarti pasokan bahan bakar, makanan dan air tawar.  Dan ada bagian administrasi yang menjaga agar seluruh perbekalan di laut tertata dan digunakan optimal.  Seluruh hal di atas telah dan tetap dipelajari di semua akademi angkatan laut dari zaman Romawi hingga kini.
Ketika angkatan laut Muslim pertama dibangun, modal pertamanya jelas keimanan.  Mereka termotivasi oleh berbagai seruan Alquran ataupun hadits Rasulullah, bahwa kaum Muslim adalah umat yang terbaik dan bahwa sebaik-baik pasukan adalah yang masuk Konstantinopel atau Roma.  Motivasi mabda’i ini yang menjaga semangat mereka mempelajari dan mengembangkan berbagai teknologi yang dibutuhkan.  Maka sebagian kaum Muslim pergi ke Mesir untuk belajar astronomi.  Mereka mengkaji kitab Almagest karangan Ptolomeus agar dapat mengetahui posisi lintang bujur suatu tempat hanya dengan membaca jam dan mengukur sudut tinggi matahari, bulan atau bintang.  Ada juga yang pergi ke Cina untuk belajar membuat kompas.  Sebagian lagi mempelajari buku-buku Euclides sang geografer Yunani untuk dapat menggambar peta.  Jadilah mereka orang-orang yang dapat menentukan posisi dan arah di lautan.
Kemudian pembuatan kapal menjadi industri besar di negeri-negeri Islam, baik dalam konstruksi kapal dagang maupun kapal perang.  Selain galangan kapal utama, terdapat galangan-galangan pribadi di pinggir sungai-sungai besar dan di sepanjang pantai di daerah Teluk dan Laut Merah.  Tipe kapal yang ada mulai dari perahu cadik yang kecil hingga kapal dagang besar dengan kapasitas lebih dari 1.000 ton dan kapal perang yang mampu menampung 1.500 orang.  Menulis pada abad-4 H (abad 10M), al-Muqaddasi mendaftar nama beberapa lusin kapal, ditambah dengan jenis-jenis yang digunakan pada abad sesudahnya.  Dan sumber-sumber Cina menunjukkan bahwa kapal yang dipakai Cheng-Ho, seorang laksamana Muslim abad 15 sudah jauh lebih besar daripada yang dipakai Columbus menemukan benua Amerika.

Perbandingan kapal Cheng-Ho – laksamana Muslim di China, dengan kapal Colombus.
Semua kapal Muslim mencerminkan karakteristik tertentu.  Kapal dagang biasanya berupa kapal layar dengan rentangan yang lebar relatif terhadap anjangnya untuk memberi ruang penyimpanan (cargo) yang lapang.  Kapal perang agak lebih ramping dan menggunakan dayung atau layar, tergantung fungsinya.  Semua kapal dan perahu itu dibangun dengan bentuk papan luar rata (carvel-built), yaitu kayu-kayu diikatkan satu sama lain pada sisi-sisinya, tidak saling menindih sebagaimana lazimnya kapal dengan bangun berkampuh (clinker-built) di Eropa Utara.  Kemudian kayu-kayu itu didempul dengan aspal atau ter.  Tali untuk menambatkan kapal dan tali jangkar terbuat dari bahan rami, sedangkan salah satu pembeda dari kapal-kapal Muslim adalah layar lateen yang dipasangkan pada sebuah tiang berat dan digantung dengan membentuk sudut terhadap tiang kapal.  Layar lateen tidak mudah ditangani, tetapi jika telah dikuasai dengan baik, layar ini memungkinkan kapal berlayar lebih lincah daripada layar persegi.  Dengan demikian kapal Muslim tidak terlalu banyak mensyaratkan rute memutar saat menghindari karang atau badai, sehingga total perjalanan lebih singkat.
Begitu banyaknya kapal perang yang dibangun kaum Muslim di Laut Tengah, sehingga kata Arab untuk galangan kapal, dar al-sina’a, menjadi kosa kata bahasa Eropa, arsenal.  Perhatian para penguasa Muslim atas teknologi kelautan juga sangat tinggi.  Sebagai contoh, Sultan Salahuddin al Ayubi (1170 M) membuat elemen-elemen kapal di galangan kapal Mesir, lalu membawanya dengan onta ke pantai Syria untuk dirakit.  Dermaga perakitan kapal ini terus beroperasi untuk memasok kapal-kapal dalam pertempuran melawan pasukan Salib.  Sultan Muhammad al-Fatih menggunakan kapal yang diluncurkan melalui bukit saat menaklukkan Konstantinopel.

Peta rute expedisi geografi Ibnu Battutah dalam mengumpulkan informasi dunia
Teknologi ini ditunjang ilmu bumi dari para geografer dan penjelajah.  Geografer terkenal seperti Al-Idrisi, Al-Biruni dan Ibnu Batutah menyediakan peta-peta yang lengkap dengan deskripsi geografis hasil ekspedisi yang beraneka ragam.  Mereka juga menyediakan pengetahuan baik yang bersifat fisik seperti meteorologi dan oseanografi, maupun yang sosial seperti etnologi, yang sangat berguna untuk berkomunikasi dengan suku-suku asing yang tersebar di berbagai pulau terpencil.  Para arsitek seperti Mimar Sinan membangun mercu-mercu suar yang lebih kokoh, dan Banu Musa menyediakan lampu-lampu suar yang tahan angin, sehingga secara keseluruhan dunia pelayaran di negeri Islam menjadi lebih aman.
Di sisi lain, para pujangga menulis kisah-kisah para pelaut dengan menawan, seperti hikayat Sinbad yang populer di masyarakat.  Di luar sisi-sisi magis yang sesungguhnya hanya bumbu cerita, kisah itu mampu menggambarkan kehidupan pelaut secara nyatal sehingga menarik jutaan pemuda untuk terjun ke dalam berbagai profesi maritim.
Tanpa ilmu dan teknologi kelautan yang handal, mustahil daulah Islam yang sangat luas itu mampu terhubungkan secara efektif, mampu berbagi sumber dayanya secara adil, dan terus memperluas cakupan pengaruhnya ke seluruh penjuru dunia, termasuk hingga ke Nusantara.  Dengan teknologi kelautan, negara Khilafah mampu bertahan beberapa abad sebagai negara adidaya.

MATEMATIKA RAMAH KELUARGA

Matematika Ramah Keluarga PDF Print E-mail
Monday, 19 November 2012 03:59
Ilustrasi adu cepat berhitung antara kaum Abacist (yang menggunakan abakus) vs Algoritmiker (pengikut metode al-Khawarizmi), dan dimenangkan oleh kaum Algoritmiker.
Oleh: Prof. Dr. Fahmi Amhar
Setelah baca tulis, tingkat kecerdasan seseorang diukur dengan matematika. Ini berlaku juga untuk skala keluarga maupun skala bangsa.  Berapa kira-kira skala matematika keluarga Anda?  Apakah Anda puas dengan matematika yang pernah diperoleh di bangku sekolah?  Apakah matematika yang Anda lihat sudah “ramah keluarga”, sehingga Anda merasakan gunanya di kehidupan sehari-hari, dan anak-anak Anda bersemangat mempelajarinya?
Islam tidak hanya mengangkat peradaban di tingkat elite, tetapi juga untuk tingkat rumah tangga rakyat jelata.  Seperti membaca dan menulis, matematika juga di bawah Islam menjadi ilmu yang dikuasai nyaris oleh semua anak-anak yang menuntut ilmu, di mana akses sekolah telah dibuka selebar-lebarnya.
Namun salah seorang matematikawan yang paling berjasa menjadikan matematika “ramah keluarga” ini adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780 – 850 M).
Masa remaja Al-Khawarizmi di Khurasan (Iran) tidak banyak diketahui.  Yang jelas dia kemudian berkarier sebagai matematikawan di Baitul Hikmah (Akademi Ilmu Pengetahuan) di Baghdad yang didirikan oleh Khalifah al-Mansur yang berkuasa dari 754 – 775 M.  Semua orang tahu bahwa al-Makmun adalah politisi yang sangat antusias dengan logika dan matematika.  Dan al-Makmun tidak salah.  Al-Khawarizmi membuktikan diri sebagai orang pertama yang berhasil “mengawinkan” geometri Yunani dengan arimetika India, baik di kecanggihannya sehingga mampu memecahkan berbagai persoalan rumit, maupun di kesederhanaan bahasanya, sehingga dapat dipelajari oleh anak sekolah dasar.
Karya Al-Khawarizmi yang mengubah sejarah matematika sehingga dapat diterapkan di setiap rumah tangga, bukanlah karyanya canggih secara ilmiah, melainkan dua buah buku yang isinya terhitung ringan, meskipun yang satu memiliki judul yang menggetarkan: “Kitab Aljabar wa al-Muqobalah”, sedang satunya lagi sebuah buku tentang teknik berhitung dengan angka India, tentang bagaimana menjumlah, mengurangi, mengalikan dan membagi.  Pada abad-12 buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin dan tersebar di Eropa.  Lambat laun, teknik berhitung ala al-Khawarizmi disebut algorizmus, atau algoritma.
Algoritma akhirnya menggusur cara berhitung Yunani dengan abakus (seperti sempoa).  Abakus memang lebih cepat untuk menghitung angka-angka besar, namun hanya terbatas untuk operasi aritmetika sederhana (misalnya menjumlah harga dagangan).  Pada hitungan yang kompleks (seperti menghitung pembagian waris atau menghitung titik berat kapal), algoritma jauh lebih praktis, cepat dan akurat.
Anehnya bangsa Eropa sendiri kemudian sempat lupa asal-usul kata algoritma.  Ada yang menyangka algoritma berasal dari kata “alleos” (asing) dan “goros” (cara pandang), karena teknik ini memerlukan cara pandang yang baru.  Ada lagi yang menduga algoritma dari “algos” (pasir) dan “ritmos” (angka), atau teknik dengan angka-angka yang mampu menghitung obyek sebanyak pasir di pantai.  Ada juga yang menyangka bahwa algoritma adalah judul buku Mesir kuno seperti Almagest karya Ptolomeus.  Demikian puluhan teori muncul, sampai akhirnya pada 1845, Franzose Reinand menemukan kembali al-Khawarizmi dalam algoritma.  Salah satu buktinya adalah bahwa dalam perhitungan aritmetika, selalu dihitung satuan dulu yang ditaruh paling kanan, lalu ke kiri dengan puluhan dan seterusnya.  Sebagaimana huruf Arab ditulis dan dibaca dari kanan ke kiri.


Salah satu halaman di Kitab Al-Khawarizmi.
Pada tahun 773 Masehi, seorang astronom India bernama Kankah mengunjungi al-Mansur.  Lelaki itu membawa buku berjudul Sindhind tentang aritmetika, yang dengannya dia terbukti mampu menghitung bintang dengan sangat baik.  Al-Mansur lalu memerintahkan agar buku itu diterjemahkan ke bahasa Arab, kemudian agar dibuat sebuah pedoman untuk menghitung gerakan-gerakan planet.  Muhammad bin Ibrahim al-Fasari lalu membuat pedoman ini, yang di kalangan astronom kemudian disebut “Sindhind besar”. Belakangan karya ini diedit ulang oleh Al-Khawarizmi.
Dengan karya ini, angka India menjadi populer.  Ketika Khalifah al-Walid I (668 – 715 M) menguasai Spanyol dan segera melarang penggunaan bahasa Yunani atau Latin dalam urusan resmi untuk diganti bahasa Arab, dia masih mengecualikan penggunaan angka Yunani, karena angka ini belum ada penggantinya.  Namun ketika buku al-Fasari dan al-Khawarizmi keluar, dengan segera “angka India” diadopsi tak hanya oleh birokrasi, tetapi juga kalangan pebisnis dan surveyor, bahkan akhirnya oleh ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak mereka. Bagi orang-orang Spanyol, angka yang dibawa oleh para matematikawan Muslim yang berbahasa Arab ini lalu disebut “Angka Arab”.  Matematika akhirnya bisa menjadi cabang ilmu yang ramah keluarga.
Pada masa Yunani kuno, para matematikawan lebih asyik berfilosofi tentang geometri daripada memikirkan aplikasi praktis capaian geometri mereka.  Contoh: mereka telah berhasil menghitung hubungan jari-jari lingkaran dengan keliling lingkaran, yaitu bilangan pi (π).  Karena nilai pi ini saat dihitung “tidak mau selesai”, maka bilangan ini disebut “trancendental”, artinya: hanya Tuhan yang tahu.
Kalau sebuah bidang memotong kerucut dan membentuk suatu bangun geometri (ellips, parabola atau hiperbola) lalu pertanyaannya berapa luas atau keliling bangun tersebut, maka geometri Yunani tak lagi bisa memberi jawaban.  Pada saat yang sama, seni berhitung ala India juga tak pernah dipakai menghitung persoalan serumit ini.  Di sinilah Al-Khawarizmi “mengawinkan” aritmetika dan geometri. Potongan kerucut dengan bidang menghasilkan beberapa unknown (yang nilainya dicari), yang akan ditemukan kalau rumus bidang datar, kerucut dan kemiringan perpotongan disatukan lalu diselesaikan.  Inilah aljabar.
Hitungan ini lalu dipakai untuk membuat berbagai benda teknis yang dipasang di depan masjid hingga di dalam rumah, dari jam matahari hingga wajan penggorengan, dan di zaman modern dari desain bendungan hingga antena TV.  Model hitungan “perpotongan kerucut” ini belakangan dipakai untuk menghitung lintasan peluru manjaniq di medan jihad, dan beberapa ratus tahun kemudian dipakai oleh NASA untuk memprediksikan gerakan pesawat ruang angkasa.